Membaca buku : How to Win Friend and Influence People

    Halo sobat, pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan pengalaman saya membaca buku yang berjudul 'How to Win Friend & Enfluence People' karya Dale Carnegie. baru selesai bab awal sih, sedang ngelanjut bab ke 2. jujur buku ini agak membosankan, boseninnya kenapa, karena dibuku ini dianjurkan untuk membaca per babnya 2x putaran, tapi emang bagus sih, ternyata jika dibaca 2x banyak aha moment yang didapat lho, sueer. Namanya juga buku self development yaa, tetep kudu disiplin dibaca. bukunya kaya gini nih.


sumber (https://cf.shopee.co.id/file/b19102eedb6193944747e252ae786d17)

    Lanjut ke pembahasan buku ini.  bab awal sih menekankan kita jangan jadi orang yang SOK (salahkan, omeli dan kritik) ini kayanya gue banget yaa... Alhamdulillah Allah kasih kesempatan untuk bisa baca buku ini, jadi dapet banget ilmunya. mudah2n bisa diimplementasikan dengan sebaik mungkin yaa..

    Btw untuk sobat yang belum tau buku how to win friends & influence people. buku ini ngebahas bagaimana menjalin kehidupan sosial dengan baik, target awal dari penulisan buku ini sendiri untuk kegiatan marketing. namun sambutan besar dari masyarakat luas ternyata sangat baik. karena buku ini mengajarkan bagaimana kita berinteraksi dengan orang dan menjalin relasi dengan baik. penekanan dari buku ini sih sepengetahuan saya di bab awal tadi. buku ini menekankan bahwa kita jika memang ingin berhasil dalam segala hal. harus mampu menjalin hubungan baik dengan siapapun, dan bagaimana cara menjalin hubungan baik tersebut ialah pertama-tama utamakanlah orang lain. iyaappss buku ini mengajarkan agar kita jangan mementingkan diri sendiri, tetapi  dengan kita mengutamakan orang lain, memberikan apa yang diinginkan orang lain akan berimbas baik pada kita. bukan, bukan maksudnya dengan secara paksa yaa., tapi dengan tulus dan ikhlas. nah disinipun diajarkan bagaimana cara kita bersikap agar tulus dari dalam lubuk hati. balik lagi ke hati. iya kita diajarkan agar jangan terus memikirkan diri sendiri, jangan terus memikirkan kebaikan yang telah kita lakukan untuk orang lain. tapi pikirkanlah kebaikan oranglain. dibuku tersebut pun disinggung bahwa dalam waktu senggang lebih dari 90% dari  kita biasanya memikirkan diri sendiri,tanpa memikirkan kebaikan orang lain. nah buku ini mengajarkan agar kita merubah pemikiran tersebut, untuk lebih intens memikirkan kebaikan orang lain terhadap diri kita, sehingga penghargaan yang kita berikan untuk orang lain adalah penghargaan yang tulus dari dalam lubuk hati. oke yaa, dapet kan point nya. the point is "cobalah pikirkan kebaikan orang lain kepada kita".

lanjut ke daftar isi buku ini di bab awal yaa...


bab 1 

teknik dalam menghadapi orang

yaitu:

prinsip 1

Hindari kebiasaan S O K (salahkan, omeli, kritik)

    Ada catatan menarik dari buku ini, saya seperti tertampar. banyak pesan dan pelajaran untuk saya dari kisah tersebut. bagian tersebut berjudul Father Forgets (Ayah yang lupa). secara garis besar saya selaku ayah memang cenderung over expectation terhadap anak pertama saya, saya jadi malu, karena terlalu banyak menuntut terhadap anak pertama saya. padahal anak pertama saya masih sangat belia, yang sejatinya adalah masih anak-anak. namun saya memaksanya dengan sikap semacam orang dewasa, setelah membaca kisah forget father di buku tersebut, saya berkaca pada diri sendiri yang mana saya telah terlalu jauh dalam menuntut anak pertama saya. saya sangat malu dan saya bersyukur telah dipertemukan dengan buku How to Win Friend and Influence People ini. karena saya diajarkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. semoga saya masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki semuanya, terutama hubungan antara saya dengan anak-anak saya, hubungan antara ayah dengan anak. pun saya ingin memperbaiki hubungan dengan ayah saya. memang hubungan kami baik-baik saja, namun saya merasa tidak ada chemistri, saya ingin lebih dekat dengan ayah, saya ingin paling tidak memijat ayah saya. ayah saya adalah orang yang sangat baik dan perhatian. walaupun beliau jika berbicara bernada tinggi, dalam hal bersosial tidak sepandai yang lain (itu yang saya lihat dari kacamata saya, dan sepertinya menurun ke saya). ayah saya tidak banyak bicara, dan hebatnya sepengalaman hidup dirumah, ayah tidak pernah bertengkar dengan ibu saya. tidak pernah cek-cok. dan kebetulan ibu saya tipikal dominan, sehingga rumah tangga di keluarga saya didominasi oleh ibu saya. dan ajaibnya jika dilihat dari kacamata golongan darah, ayah golongan darah O, ibu golongan darah B, dan sayapun ikut ibu di B, tapi jika secara karakter mendekati ayah, walaupun sesekali keluar karakter ibu. ayah adalah tipikal orang yang pendiam, banyak akal untuk membuat bermacam-macam sesuatu, boleh dibilang dia adalah inventor, idenya kreatif. lanjut ke pembahasan buku tadi yaa.. di catatan Father Forgets, bagaimana dikisahkan penyesalan seorang ayah yang meminta maaf kepada anaknya yang sedang tertidur. ayahnya meminta maaf karena menuntut terlalu banyak dan mengukur dengan tolok ukur orang dewasa. ayahnya sadar dan siap untuk memperbaiki semuanya. kutipan nya sebagai berikut "esok ayah akan menjadi ayah yang sesungguhnya! ayah akan berteman denganmu, dan menderita ketika kau menderita, tertawa ketika kau tertawa. ayah akan menggigit lidah ketika muncul kata-kata tak sabar. Ayah akan terus berkata, seakan-akan itu ritual: "Dia hanyalah anak laki-laki anak laki-laki kecil".

prinsip 2

beri penghargaan yang jujur dan tulus

prinsip 3

bangun keinginan untuk berhasil dalam diri orang lain.



untuk sementara segitu dulu yaaa... 

Komentar